Pimpinan rombongan, Labib, yang sekaligus menjadi sopir mobil sewaan kami berangkat lebih dulu untuk menjemput rombongan kedua, mas Arief EW+Istri dan mas Edy, sementara itu kami mempersiapkan diri untuk acara akad nikah. Sekira pukul 09.30 kami berangkat menuju arena akad nikah di rumah mempelai wanita. Kali ini rombongan berjumlah delapan orang yang semuanya orang Surabaya-Sidoarjo.
Sesampainya di rumah Rahmah, kami melihat perumahan Palu Cipta, lorong-lorongnya sudah dipenuhi mobil dari tamu undangan dan keluarga yang hadir di acara. Berdelapan kami memasuki lorong –istilah lokal untuk penyebutan gang- rumah Rahmah seperti sebuah gank yang hendak berperang. Sampai di lokasi akad, kami langsung ambil posisi memotret, mengabadikan momen.
Tampak Adi duduk berdampingan dengan sang Imam (sebutan untuk penghulu) di atas lebih tinggi dari tamu yang lain, tempat rahmah melakukan proses Mappacing, sementara wali nikah dan saksi-saksi lainnya duduk di bawah. Prosesi akad nikah dimulai dengan akad perwalian nikah dari adik laki-laki Rahmah kepada Bapak Imam yang kemudian dilanjutkan dengan ikrar nikah dengan menyebutkan mahar yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Meski demikian, uang panaik sebagai hantaran hadiah sang laki-laki kepada pihak perempuan tetep diikutsertakan meski tak disebutkan nilainya. Padahal informasi yang sebelumnya saya dapat dari Ansari dan Irfan, bahwa uang panaik biasanya disebutkan, atau kalaupun tak disebutkan/diumumkan pada saat akad nikah, biasanya seluruh keluarga sudah mengetahuinya.
Satu lagi yang patut dicermati bahwasanya adat bugis dan makassar dalam prosesi akad nikah, yang diperbolehkan hadir hanya kalangan laki-laki. Dari pihak laki-laki jelas calon pengantin laki-laki dan saksi-saksi yang dibawanya, dari pihak perempuan, hanya wali dan saksi-saksi beserta keluarga laki-laki yang diijinkan.
Prosesi akad nikah tak berlangsung lama, seperti halnya prosesi akad nikah di belahan dunia mana pun yang singkat, kecuali prosesi akad nikah saya yang terbilang lama, karena penyebutan maharnya juga panjang. Setelah akad nikah, sesi ramah tamah dan foto bersama menjadi satu hal yang wajib untuk dilakukan, tak boleh dilewatkan.
Pascaprosesi akad nikah, kedua pengantin diijinkan keluar berdampingan menempati pelaminan yang telah dipersiapkan sejak kemarin. Satu per satu pengantin menerima ucapan selamat dari keluarga dan sanak saudara baik yang dekat maupun yang jauh. Tak lupa kami pun juga ikutan berpose bersama pengantin yang tampak tersenyum ikhlas bahagia.
Saat ramah tamah, kami mendengar bahwasanya pascaprosesi akad nikah, kedua pengantin akan dibawa ke rumah sang pengantin laki-laki yang dalam hal ini diwakili oleh keluarga Pak Muhsin yang merupakan keluarga jauh Rony Adi Santoso. Meski sempat diberitahu rentetannya tapi mumet juga menghafalnya, ya sudahlah.
Setelah akad nikah kami segera mendahului pergi ke rumah pak Muhsin yang ternyata kerabat dan koleganya banyak yang sudah hadir datang dan pergi. Sebagai tamu dan dekat dengan pengantin laki-laki lebih lama, maka kami pun membiasakan diri menjadi bagian dari keluarga yang bersiap menyambut kedatangan keluarga perempuan dan kedua mempelai.
Berikutnya, kami mengakhiri hari yang terik panas di Maros tersebut dengan istirahat di wisma sebelum melanjutkan kembali acara di malam hari, resepsi pernikahan Rahmah – Rony Adi Santoso. Di wisma kami lanjutkan istirahat sambil berbincang ringan soal blog bersama –lagi-lagi- Ansari jelek dan irfan Maulana yang setia mendampingi kami ke manapun pergi. Suasana menjadi semakin ramai dengan kehadiran mas Arief EW yang menjadi bulan-bulanan obyek humor kamar wisma kami.
Malam pun tiba, kami bersiap segera menuju rumah Rahmah, tempat dilangsungkannya resepsi pernikahan. Suasana resepsi sama halnya dengan suasana saat akad nikah, hanya saja lebih ramai dengan banyaknya tamu undangan yang hadir. Di acara resepsi ini, kami bertemu dengan Andi Agus, blogger Sengkang, Wajo, Uak Sena dan Pak Ilham dengan setelan jas perlentenya. Juga Irfan Maulana yang lebih terlihat macho-nya dengan setelan jins dipadu kemeja gelap yang dimasukkan. Juga ada Isal yang digadang bakal jadi penerus si Ansari Jelek untuk mengomandani Komunitas Blogger Maros.

Mana reportase kuliner ala marosnyaaa ^_^
BalasHapus@mubarika: report kulinernya nggak sempet mbak. Malam harinya selalu di warung kopi hehehehe. Urusan makan dipenuhi makanan kawinan. :D
BalasHapus