Perjalanan kali ini sebenarnya perjalanan yang sudah terencana sejak sebulan lalu, perjalanan yang direncanakan untuk menghadiri pernikahan sepasang blogger yang bertemu di arena kopdar blogger nusantara di Sidoarjo, 28-30 Oktober 2011, Rahmah “chemist” dan Rony Adi Santoso.
Rombongan blogger yang bersiap menghadiri pernikahan Rahmah-Adi ini ada 7 orang yang terbagi atas dua keberangkatan, rombongan pertama Labib, Heru, Darul, Bair, dan saya sendiri. Rombongan berikutnya terdiri atas mas Arief EW dan mas Edy click4more. Rombongan pertama berangkat pada 13 April 2012 hari Jum’at sehari sebelum prosesi pernikahan digelar.
Kami berlima berangkat ke Makassar menggunakan jasa penerbangan Garuda Citilink yang secara kebetulan berbarengan dengan rombongan pemain PERSIBO yang sedang tandang ke Makassar dalam laga sepak bola versi PSSI yang diakui pemerintah. Tapi, kali ini tak membahas persoalan bola, mendingan soal blogger.
Perjalanan udara dari Surabaya ke Makassar membutuhkan waktu sekira 1 jam 15 menit, selama perjalanan, ada dua orang di antara kami yang baru pertama kali naik pesawat dan menjadi bahan bercanda mulai dari rumah hingga turun dari pesawat. Suasana hangat dan ceria menghiasi perjalanan kami.
Sekira pukul 12.00 WITA kami mendarat di Bandara Sultan Hasanudin, Makassar (sebenarnya separuh Maros, separuh Makassar), sambil menunggu jemputan dari keluarga pengantin laki-laki (pak muchsin) kami mengisi dengan sesi pemotretan sebagai kenang-kenangan bahwa kami sempat menginjakkan kaki di tanah sulawesi bagian selatan. Menyempatkan diri minum di sebuah kedai di bandara, kami membincangkan agenda kegiatan selama di Maros dan Makassar.
Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya sosok yang kami tunggu muncul dan tak lama kami sudah berada di sebuah mobil kijang kapsul yang disopiri langsung oleh pemiliknya, pak Muhsin. Sempat terdiam lama menahan keluhan panasnya udara Makassar yang menurut mas Heru melebihi panasnya Surabaya. Dalam perjalanan menuju rumah pak Muhsin, kami berbincang tentang kesiapan Adi besok menghadapi pernikahan dan sang calon mempelai hanya cengar-cengir saja.
Sampai di rumah pak Muhsin, kami istirahat sejenak sebelum kemudian pindah ke sebuah wisma milik kementerian pertanian yang tampak tak terurus. Di kamar pertama yang ber-AC, saya, labib, dan heru meletakkan tubuh untuk beristirahat. Saya sendiri langsung tertidur tanpa sadar kalau ada miscall dari Ansari Jelek (blogger Maros), saya terbangun saat maghrib ketika sudah ada Ansari, Uak Sena, Pak Ilham, Irfan Maulana, Anca, dan Isal hadir beramai-ramai ke kamar kami. Suasana meriah penuh canda mewarnai perkenalan antara blogger Maros dan blogger Surabaya.
Agenda kami malam pertama di Maros adalah menghadiri acara Mappaccing, sebuah acara pelepasan bagi sang calon mempelai perempuan berdasarkan adat bugis-makassar. Kami berlima menghadiri acara ini ditemani oleh Ansari Jelek dan Irfan Maulana di rumah calon mempelai wanita. Kami bertujuh hadir selain memberi dorongan dan dukungan pada mempelai wanita, juga meliput prosesi acara yang bagi kami serba baru dan layak untuk diangkat menjadi tulisan di blog.
Dalam prosesi Mappacing (penyucian), Rahmah duduk di tempat sakral didampingi oleh tetua, masing-masing keluarga memberikan restunya dengan menorehkan daun pacar yang sudah diolah ke tangan rahmah. Sakral dan haru tampak pada acara ini, tangis pecah di setiap pelukan, benar-benar malam pelepasan. Pada saat yang sama, bacaan barzanji (sholawat dan sejarah nabi) dibacakan oleh beberapa orang dengan irama dan nada yang benar-benar berbeda dari yang pernah saya dengar di Jawa. Sudah mengalami asimilasi dengan budaya lokal, barzanji dibaca dengan langgam Maros.
Di akhir acara, kami menyempatkan diri mengajak bercanda sang calon mempelai wanita untuk sekadar menghiburnya setelah sekian jam berlalu dalam tangis haru. Terakhir sebelum berpamitan kami menyempatkan diri mengambil foto bersama dengan sang calon mempelai perempuan.
Pulang dari acara Mappacing, kami tak segera pulang ke wisma tempat kami menginap, tapi menghabiskan malam ke Makassar, tepatnya di Pantai Losari. Bertujuh kami menghabiskan malam dengan perbincangan seputar budaya lokal Maros dan Makassar. Tentunya tak lupa kami mengabadikan momen yang terjadi dengan pemotretan. Maklum, kalau tidak narsis sepertinya bukan blogger.
Pulang dari Pantai Losari sekira pukul 00.30 dinihari dan sampai di penginapan pukul 01.00. Sebenarnya capek tapi apa daya, pertemuan dengan Blogger Maros yang ikut serta menginap di wisma sayang sekali tak digunakan untuk ngobrol. Lagian jauh-jauh ke Maros cuma untuk pindah tidur kok sayang banget, alhasil kami ngobrol hingga satu persatu dari kami tergeletak tak sadarkan diri terbuai lelah.
20 April 2012
Journey to Maros-Makassar: Dari Bandara, Mappacing, Hingga Losari
Posted by Abdul Ghofur on Jumat, April 20, 2012 in Budaya | Comments : 13
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
barokalloh...
BalasHapussakjane dungane ning tulisan mari iki, cak :D
BalasHapusWah enak banget pak ke makassar,
BalasHapushehe..
Asik ni jalan-jalan keMakasar bertemu temen2 Blogger Maros ^_^
BalasHapusKopdar Blogger Nusantara nanti juga di Makassar to, mantab iki
BalasHapusMakassar, tidak se-"kasar" pemberitaan, heheheh....
BalasHapus@Soca: Enak banget, ca. Mainlah ke sana sekali-sekali :)
BalasHapus@jengker: alhamdulillah, sesuatu banget ketemu blogger maros. :D
BalasHapus@arif riyanto: iya mas, insya Allah Kopdar BN tahun ini ada di Makassar Maros. :)
BalasHapus@manjilala: sebaliknya, ramah penuh kehangatan ;) :)
BalasHapusMas kapan kapan boleh ikutan dong, ane slalu ketinggalan ni.
BalasHapusWah panjenengan iki kok ya isih isa dolan-dolan ya Cak
BalasHapusnek aku panggah ndekem ae, meri aku
ayo pak, ojok ndekem wae. melu mlaku2 ben ganti suasana :D
BalasHapus