Kutuliskan dalam ketergesaan, sebuah sajak dan narasi sebagai bentuk ejakulasi dini atas animasi peristiwa yang tak bisa kuperlambat timing-nya.
Sajak Pongah
Karena perutku kenyang sementara kamu lapar, maka kita tak sepadan.
Karena aku tak menderita sementara kamu sebaliknya, maka kita tak sepenanggungan.
Karena aku berlimpah materi kamu tidak, maka percuma aku berempati.
Karena aku tak mengalami sementara kau berdarah-darah tercederai, maaf, aku tak peduli.
Jangan berfikir air mata akan menjadi sesuatu yang bermakna di hadapan angka-angka selama tak ada kepentingan. Air matamu akan berarti jika terpaut dengan angka-angka yang kubutuhkan sebagai "angka yang pantas" untuk pemuas hasratku yang entah masih tetap akan sama atau tidak, tahun ini, bulan ini, hari ini, jam ini, menit ini, bahkan detik ini.
Belantara hasratku tak mengenal apa dan siapa dirimu. Aku tak mengenalmu selama tak menguntungkanku. Dalam posisi apa kau ada di hadapanku?
Tangismu, keluh kesahmu tak berarti apapun hingga mampu kujadikan angka-angka.
Kau boleh membenciku, boleh juga membunuhku, pilih saja yang kamu mampu lakukan.
Tapi percayalah, kamu cuma coro yang tak akan mampu membunuhku kecuali satu hal: membenciku seumur hidupmu...!!!
Tanam dan rawat kebencianmu itu. Aku ingin menyaksikan kematianmu yang teramat perlahan itu.
Aku senang melihatmu tumbuh besar lantas menua dalam kebencian dan mati teronggok di tumpukan sampah peradaban.
Kau tak perlu koar-koar marah, sejatinya yang kukatakan sudah kau ketahui dari paket pelajaran ilmu moral agama yang kau dapatkan di bangku sekolah dan kuliah.
Ucapanku senada firaun yang legendaris itu, atau mungkin selevel lah di bawahnya.
Jadi jika kau tau siapa aku, maka carilah musa atau selevel di bawah musa untuk menumbangkanku. Kalau cuma coro, jangan macam-macam denganku.
Atau bangunlah dirimu selevel Musa, maka kau akan menjumpaiku dalam laut yang sempat terbelah.
--oo0( waiting for moment )0oo--
Dalam putaran waktu yang serba cepat, menangkap kejadian, momentum seolah berburu bayang-bayang.
Makna dan hikmah tergerus kejadian-kejadian, terlewati begitu saja tanpa satu terendapkan.
Perasaan, emosi, empati, simpati tak terhargai dengan pantas sepantas kalkulasi logika.
sajak pongah yang mampu meluluh lantah. hati yang tengah gundah dengan air mata tanpa desah #sajakdungu
BalasHapussuka sekali sajaknya pak..
suka sekali :'D
bener-bener pongah!
Butuh orang pongah?
BalasHapusTemui saya.
Hahahahahahaha
Ternyapa pak guru ini pandai bersajak ya...tolong bikinin sajak cinta dong...:)
BalasHapusAda kok sajak cinta. Explore saja di blog ini.
BalasHapusorang pongah terbentuk karena penderitaan, sa ndak pengin pongah ah :-)
BalasHapus@demang: nek ngono kowe seneng terus yo kang, ndak pernah menderita :D
BalasHapus