Ketegangan demonstrasi di Ibukota 29-30 Maret 2012 membawa nuansa aroma jalanan tahun 1998 di kota-kota besar Indonesia. Demonstrasi serentak di berbagai kota oleh mahasiswa dengan massa jauh lebih besar dari hari sebelumnya yang diprakarsai oleh partai politik PDI-P menunjukkan bahwa mahasiswa menemukan momentumnya untuk bergerak bersama.
Gerakan Mahasiswa sebagai aksi gerakan yang menunjukkan kembali eksistensi mahasiswa di tengah realitas masyarakatnya, mahasiswa menjadi ujung tombak menyuarakan suara masyarakat yang tak punya akses menyalurkan aspirasinya dalam menolak kenaikan BBM.
Secara personal, gerakan kali ini tergolong massive dan menemukan titik pemersatu, menemukan isu sentral untuk bergerak bersama. Gerakan mahasiswa ini menunjukkan mahasiswa masih sangat bisa diandalkan menjadi penyuara lantang pikiran masyarakatnya. Rencana kenaikan BBM per 1 April 2012 seolah menampar kesadaran publik bahwa lagi-lagi pemerintah dianggap tidak populis kebijakannya di tengah banyak persoalan korupsi yang melibatkan partai berkuasa.
Demonstrasi anarkis mahasiswa menjadi sorotan media cetak dan elektronik, dan itu menuai banyak kontroversi yang marak berkembang di social media. Maraknya kontroversi boleh jadi publik masih trauma dengan kerusuhan di tahun 1998 yang memang melumpuhkan perekonomian untuk beberapa waktu. Akan tetapi, tidak fair kemudian menyalahkan mahasiswa sepenuhnya atas anarkisme yang terjadi.
Anarkisme yang mewarnai aksi mahasiswa saya tengarai lebih karena kejengkelan pada praktik-praktik anarkisme penguasa pada rakyatnya, bisa jadi karena kemuakan mahasiswa atas perilaku penguasa yang notabene hasil reformasi tapi tak mencerminkan perjuangan mahasiswa 1998. Bisa jadi dikarenakan strategi mahasiswa agar suaranya didengarkan, mahasiswa bosan dengan cap demonstrasi bayaran, demonstrasi yang dianggap tak murni dan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Mahasiswa ingin menunjukkan kemurniannya tapi hilang sudah semua kepercayaan publik atas murninya gerakan mereka.
Namun, secara personal, keyakinan saya tetap, gerakan mahasiswa masih murni memperjuangkan suara rakyat. Gerakan mahasiswa masih dapat dijadikan tumpuan harapan rakyat. Isu kenaikan BBM ini menjadi isu sentral yang mempersatukan mahasiswa, momentum yang tepat untuk mahasiswa menunjukkan pada rakyat Indonesia bahwa gerakan moral mahasiswa masih dapat dipercaya.
Melalui facebook, saya terus mendukung gerakan mahasiswa:
Mahasiswa demonstran, lanjutkan aksimu.
Mahasiswa bukan demonstran, berhentilah mengeluh dan galau, amini saja tuntutan para demonstran itu. Berhenti juga menghujat kawan-kawanmu itu, kalau memang kamu pengecut, nggak usah koar-koar menyalahkan demonstran. Mainkan saja iPadmu, Tabletmu, tenggak saja birmu, vodkamu dan diam saja. Atau sholatlah yg khusuk, mohonkan ampunan buat para demonstran itu. Maka, itu lebih baik bagimu.
Salam Demonstran.
Terakhir, selamat berjuang, kawan! Kawal rapat paripurna DPR tanggal 30 Maret 2012 ini.
Sumber foto: AntaraNews dan Republika
hanya 1 kata: DANCUK!
BalasHapusnyesel biyen milih RP yang sekarang jadi antek2 penindas rakyat itu. ndelok raine mentolo ngaplok!
Eh, mas bud, alasan sampean ndisik milih RP iku opo? ;)
BalasHapus