BREAKING NEWS

29 Juni 2014

Kesucian Jiwa

Pada nurani manusia terdapat cahaya suci yang senantiasa ingin menatap Yang Maha Cahaya, karena dalam kontak dan kedalaman/kedekatan antara nurani dan Tuhan itulah muncul kedamaian dan kebahagiaan.
Kerinduan dan dahaga mendekati Tuhan ini bukan hasil rekayasa pendidikan (kultur), melainkan merupakah fitrah (natur) manusia yang paling dalam. Namun dalam pertumbuhannya sering terhalangi oleh naluri jiwa nabati dan hewani yang melekat pada manusia. Dengan kiasan lain ruh Ilahi yang berperan sebagai sopir bagi jasad kita yang seringkali lupa diri sehingga ia kehilangan otonominya sebagai "master" sehingga terjadilah kerancuan standar nilai. "Keakuan" orang bukan lagi dilandaskan pada kesucian jiwa tapi pada prestasi akumulasi dan konsumsi materi. Artinya jiwa yang mempunyai sifat-sifat mulia seperti cinta kasih, damai, suci yang ingin selalu dekat dengan Tuhan yang Maha Suci lalu turun ke derajat yang lebih rendah yaitu Asfala Safilin yang bahkan lebih rendah dari hewan. Di sinilah kita dituntut untuk bisa memelihara dan meningkatkan kesucian jiwa sehingga kita merasa damai dan ke tempat muasalnya dengan damai pula.
Ya Ayyatuhannafsul muthmainnah Irji'i ila rabbiki radliatan mardiyyah Fadhuli fii 'ibadi Wadhuli Jannati

Q.S. 89:27.

Cara meningkatkan kualitas jiwa antara lain:



  1. Berdzikir, berusaha mengingat dan mengikrarkan kesadaran hati dan pikiran kepada Allah Ta'ala.

  2. Secara sadar meniru sifat-sifat yang mulia sebagaimana sifat-NYA sesuai kapasitasnya sebagai makhluk

  3. mengakutalisasikan kesadaran dan kapasitas dirinya sebagai seorang mukmin yang dirinya sudah "didominasi" sifat-sifat Tuhan sehingga tercermin dalam perlakunya yang serba suci dan mulia

Semoga bermanfaat. Amin.

Ditulis oleh Alm. Djoko Wartono

Kumpulan tulisan yang tercatat di buku yang didapatkan dari permenungan, pengkajian, ceramah ramadhan, khutbah jum'at dan belajar dari keseharian dari diskusi bersama sahabat dan guru beliau selama lima tahun sebelum kepulangannya menghadap ke haribaan-Nya.

Seri catatan Djoko Wartono dapat anda ikuti melalui tag Djoko Wartono.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Gempur Abdul Ghofur. Designed by OddThemes