Deteksi Convention adalah ajang kompetisi anak muda SMP-SMA se-Jawa Timur yang diwadahi oleh Jawa Pos. Kompetisi yang berlangsung selama sekira dua pekan, tepatnya 10 hari yang pada tahun ini berlangsung mulai 9-18 Nopember 2012 ini menjadi event tahunan yang prestisius di kalangan pelajar Surabaya khususnya, Jawa Timur umumnya.

Deteksi Convention 2012 menggelar banyak kompetisi, di antaranya, majalah dinding 2 dimensi dan 3 dimensi, band sekolah, olah vokal, dan beberapa lomba lainnya. Dari sekian banyak kompetisi, yang paling menyedot banyak perhatian dan tenaga adalah kompetisi majalah dinding, utamanya mading 3 dimensi.

Kompetisi mading detcon 2012 diikuti oleh ratusan sekolah di masing-masing jenjang, SMP dan SMA. Ajang deteksi convention ini menjadi menarik dan menjadi prestisius karena setiap harinya selama event berlangsung, liputan acara, agenda acara, hingga pernak-pernik kecil yang ada di event ini ditampilkan secara ekslusif di koran terbesar di Jawa Timur, Jawa Pos. Tentunya menjadi sarana promosi yang saling menguntungkan antara penyelenggara dan peserta kompetisi. Setiap momen yang terabadikan di harian Jawa Pos menjadi nilai tersendiri bagi para peserta.

Panitia penyelenggara event Deteksi Convention ini boleh dibilang sangat rapi terorganisir dengan baik. Penataan lokasi hingga peraturan yang diterapkan secara merata pada siapapun menjadi contoh yang baik bagi siapapun yang ingin menyelenggarakaj event serupa. Peserta yang hadir terbagi atas peserta kompetisi yang mendapat tanda khusus, guru pembina yang mendapatkan harga tiket masuk khusus, siswa yang aktif juga mendapatkan harga khusus dengan menunjukkan kartu identitas siswa, dan pengunjung umum yang dikenai tiket standar. Harga tiket masuk dipatok di angka 10 ribu tahun 2012. Pada hari khusus, dengan bintang tamu band-band dan artis nasional, harga tiket masuk di venue yang berlokasi di SSCC SPI ini di angka 15 ribu.

Setiap peserta tak terkecuali panitia dan guru diperiksa setiap kali memasuki venue. Ada beberapa barang bawaan yang tidak diperbolehkan dibawa masuk seperti korek api, rokok, benda tajam, makanan, minuman dan lain-lain. Setiap kali masuk venue, peserta distempel di tangan atau lehernya, dengan tanda ini, peserta diijinkan masuk kembali tanpa membeli tiket lagi jika sewaktu-waktu ingin keluar dari venue karena keperluan lain.

Kehebohan event Deteksi Convention sepertinya tak layak untuk dilewatkan oleh sekolah mana pun di Jawa Timur utamanya Surabaya dalam meraih nama baik dan popularitas sekolah. SMAN 11 Surabaya tempat di mana penulis mengajar juga tak lepas dari kehebohan acara Deteksi Convention ini. Tim majalah dinding SMAN 11 Surabaya tahun ini menggarap "Pulau Dewata" yang diangkat dalam bentuk mading 3 dimensi dengan pernak-pernik yang bagi saya pribadi sangat menarik. Belum pernah terbayangkan sebelumnya akan lahir mading kreatif bimbingan guru Seni Budaya ini.

Tahun 2011 sebelumnya, majalah dinding SMAN 11 Surabaya masuk dalam nominasi 10 besar terbaik, prestasi ini jelas membanggakan. Meski baru masuk 10 besar akan tetapi jika dilihat ketatnya persaingan di Deteksi Convention, dan di antara ratusan peserta dengan kreatifitas tinggi, tentu bukan hal mudah.

Target tim mading SMAN 11 Surabaya dengan hashtag #Mading11Dewata-nya ini bisa tembus 5 besar, diharapkan pada ajang Deteksi Convention 2012 ini bisa meningkat dari 10 besar menjadi 5 besar. Dukungan yang dikerahkan oleh segenap warga sekolah boleh dibilang tak kecil. Mobilisasi warga sekolah utamanya siswa yang aktif menjadi tumpuan dukungan moral bagi tim Mading SMAN 11 Surabaya. Terlebih lagi para alumni yang memiliki perhatian besar pada adik kelasnya yang ternyata tak sedikit jumlahnya.

Perhatian besar warga sekolah pun tertuang melalui online, melalui jejaring sosial, mereka bergerak memompa semangat dan memberi dukungan bagi keberhasilan tim mading sekolah.

Sukses buat Deteksi Convention dan Tim Mading SMAN 11 Surabaya dengan #Mading11Dewata-nya.