BREAKING NEWS

05 Juni 2012

PPDB Surabaya 2012: Nilai Ujian Nasional Masih Menjadi Patokan

Penerimaan Peserta Didik Baru Surabaya Tahun 2012 akan segera digelar secara terbuka untuk jalur reguler mulai 29 Juni 2012 sampai dengan 2 Juli 2012. Sementara itu, sebelum pelaksanaan jalur reguler, PPDB Surabaya Tahun 2012 jalur khusus dan RSBI digelar sebelumnya.

Panitia PPDB Surabaya 2012 secara resmi melaui situs PPDBSurabaya.net menyebutkan bahwa jalur penerimaan ada 2 jenis, Jalur Online dan Jalur Offline.

PPDB Online

  1. Reguler Dalam Kota, ditujukan bagi mereka yang Sekolah asalnya dalam kota Surabaya dan tercantum sebagai warga Surabaya

  2. Reguler Mutasi, ditujukan bagi mereka yang sekolah asalnya dari luar kota Surabaya akan tetapi orang tuanya warga Surabaya dibuktikan dengan masuk dalam Kartu Keluarga

  3. Rekomendasi Luar Kota, ditujukan bagi mereka yang bukan warga Surabaya (tidak tercantum dalam Kartu Keluarga yang diterbitkan oleh Pemerintah Surabaya), meskipun sekolah asalnya berada di Surabaya. Jalur ini hanya memiliki kuota 1 persen.

  4. Rekomendasi Tahun Lalu, ditujukan bagi mereka yang berasal dari Surabaya dan warga Surabaya akan tetapi lulusan tahun lalu.

  5. RSBI Dalam Kota, peruntukkannya sama dengan jalur reguler, bedanya di RSBI saja

  6. RSBI Mutasi, peruntukkannya sama dengan jalur reguler, bedanya di RSBI saja

  7. RSBI Rekomendasi Luar Kota, peruntukkannya sama dengan jalur reguler, bedanya di RSBI saja


Poin 1 sampai dengan 4 masuk dalam kategori PPDB jalur reguler, sementara sisanya merupakan jalur RSBI yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan jalur reguler. Keuntungan bagi para peserta jalur RSBI, mereka yang gagal di RSBI bisa mengikuti seleksi penerimaan melalui jalur reguler.

PPDB Offline

  1. PPDB Satu Lokasi, penerimaan siswa baru di mana gedung SD dan SMP dalam 1 lokasi, maka lulusan SD setempat diberi prioritas untuk diterima

  2. PPDB Prestasi, penerimaan melalui jalur prestasi akademik dan olahraga

  3. PPDB Mitra Warga, penerimaan peserta didik bagi mereka yang berada di wilayah sekitar Sekolah Negeri yang secara ekonomi kurang mampu dibuktikan dengan Surat Keterangan Tidak Mampu dari kelurahan setempat. Seleksi awal dilakukan oleh pihak sekolah dengan kriteria geografis, seleksi berikutnya ditentukan oleh Dinas bekerjasama dengan BAPPEMAS dalam proses survey lokasi.

  4. PPDB Inklusif, diperuntukkan bagi mereka yang berkebutuhan khusus yang dalam hal ini hanya beberapa sekolah yang disediakan untuk menampung mereka.


Poin 1 dan 3 diserahkan langsung kepada masing-masing sekolah dengan rambu-rambu yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya, sementara itu, poin 3 dan 4 ditangani langsung oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya.

Dari sekian banyak jalur PPDB Kota Surabaya 2012, jalur PPDB reguler yang mendapatkan perhatian paling besar dari seluruh warga Surabaya karena daya tampungnya yang jauh lebih besar dan melibatkan banyak pihak untuk ikut serta terlibat.

Dilema Pendidikan


Jelas dinyatakan dalam ketentuan perangkingan nilai dalam situs PPDB Surabaya 2012, bahwa yang menjadi tolok ukur perangkingan yang paling utama adalah Nilai Ujian Nasional. Hingga tulisan ini diterbitkan, jenjang SMP dan SMA saja yang sudah diumumkan hasilnya oleh pemerintah.

Hasil ujian nasional jenjang SMP dan SMA tahun 2012 cukup mencengangkan, bukannya tidak percaya pada kecerdasan anak bangsa, nilai sempurna 10 untuk setiap mata pelajaran bukanlah hal yang sulit dijumpai. Angka 9 bertebaran seperti bintang di langit. Yang lebih gila lagi, di beberapa sekolah yang tak difavoritkan, sejumlah sekolah mencapai "PRESTASI" yang luar biasa, LULUS 100% dengan angka mencengangkan, rata-rata di atas 9. Belum lagi sejumlah serakan-serakan contoh lain di mana siswa yang sama sekali tidak diunggulkan selama 6 semester di sekolahnya tiba-tiba mencapai angka sempurna di Ujian Nasional 2012. SULAP. Bim Salabim Abrakadabra.

Jika ditanya, apakah benar kualitas pendidikan meningkat berbanding lurus dengan angka-angka yang didapat? Lantas, jika tak percaya pada nilai tersebut, apakah kemudian diduga terjadi kecurangan massal? Jika kecurangan massal itu terjadi, mana buktinya? NIHIL.

Lalu, kita semua tenggelam dalam "PEMBIARAN" dan "KEPURA-PURAAN".

Di Surabaya sendiri, tahun 2010, rentang nilai 39,05 - 40,00 untuk jenjang SMA hanya 1 siswa dan di tahun 2012 meningkat luar biasa jauh menembus angka 107 siswa. Sementara itu, tahun 2010 di jenjang yang sama angka NUN minimal yang diterima di SMA Negeri di kisaran 33,7 dengan jumlah siswa 16.700-an siswa. Tahun 2011, masih relatif sama dengan tahun 2010. Tahun 2012, kisaran NUN 36,05 - 37,00 tembus di angka 16.290-an siswa. Apakah ini indikasi bahwa tahun 2012 NUN terendah yang diterima di SMA Negeri Surabaya di kisaran angka 36? Itu artinya, nilai minimal yang diterima di SMA Negeri rata-rata 9? Lalu, apakah kemudian angka 9 itu berbanding lurus dengan kualitas siswa? Wallahu A'lam bishshawab.

[caption id="attachment_423" align="alignnone" width="300" caption="Analisis Range Nilai Jenjang SMA PPDB Surabaya 2012"]Analisis Range Nilai Jenjang SMA PPDB Surabaya 2012[/caption]

Angka terendah diterima di SMAN  Surabaya, entah itu 36 atau di bawahnya, itu bukan masalah bagi penulis, tapi penggunaan NUN sebagai satu-satunya nilai yang menjadi penentu perangkingan PPDB Surabaya 2012 itu yang menjadi masalah Surabaya dan kota-kota lainnya. Apakah sudah tertutup kemungkinan untuk pemberlakuan tes seperti masuk jalur RSBI bagi peserta PPDB jalur reguler?

Sepertinya model Uji kendali Mutu (UKM) yang diterapkan pada awal-awal pelaksanaan PSB Online Surabaya di tahun 2004 lebih bijaksana meski akan menghabiskan anggaran daerah yang lebih besar daripada menyerahkan sepenuhnya perangkingan pada nilai ujian nasional yang dalam 'benak/batin' masyarakat sudah tak bisa dipercaya lagi kemurniannya. Semoga.

Share this:

3 komentar :

  1. apakah diperlukan sistem seperti snmptn yang menyeleksi siswa sebelum masuk sekolah yang diharapkan?
    kalau dibiarkan seperti ini kan kasian sekolah yang menerima mereka, seolah mereka mendapat siswa hebat padahal sebenarnya tidak..

    BalasHapus
  2. tahun ini memamg sangat di ragukan kemurnian nilai (sangat mungkin terjadi kecurangan karena berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya dan sekolah-sekolah yang bukan unggulan (pinggiran/swasta yang tidak terkenal) mempunyai nilai yang lebih bagus dari sekolah unggulan), saya sangat berharap tahun depan tidak ada kecurangan dan untuk masuk smp dan sma dilakukan tes seperti snmptn atau kalau masih dipakai sebagai pedoman penerimaan waktu ujian pengawasannya diperketat agar tidak kebocoran. saya juga sangat berharap kejujuran di lebih di utamakan meski nilai tidak terlalu baik tapi kalau jujur harus lebih kita hargai daripada nilai bagus tapi curang. selain itu saya berharap kepala daerah, kepala dinas pendidikan dan guru tidak usah menentukan/mentargetkan bahwa harus lulus 100 %, tapi biarlah siswa sendiri yang menentukan nilai mereka dengan perjuangan (belajar).

    BalasHapus
  3. Pendidikan adalah hak tiap warga negara, pembatasan dalam penerimaan siswa,notabene bukan warga kota tersebut adalah pelanggaran HAM berat,orang bebas untuk memperoleh pendidikan terbaik,tanpa ada pembatasan,wahai pejabat DIKNAS terhormat,jgn pangkas hak belajar generasi penerus bangsa ini,ingatlah kami adalah penerus bangsa, hilangkan diskrimasi seperti ini,

    BalasHapus

 
Copyright © 2014 Gempur Abdul Ghofur. Designed by OddThemes