Melalui jejaring sosial, kudapatkan foto menarik dari status foto milik Almascatie, miris dan memprihatinkan. Teringat kasus sekolah laskar pelangisekolah laskar pelangi, sekolah perjuangan yang menurutku layak diberi istilah sekolah kandang sapi.
Maaf beribu maaf, bukan bermaksud merendahkan atau menyurutkan semangat sang pengajar dan pengelola sekolah, tapi sekadar untuk memberikan penekanan bahwa banyak ketidakadilan dan ketidakberesan di negeri ini.
Sekolah ini jauh di pegunungan di daerah Ambon, Maluku sana. Informasi yang saya dapatkan belumlah lengkap.
Berdasarkan penuturan Almascatie, blogger Arumbai, Maluku, Ia menyebutkan dalam komentar di fesbuknya:
"Agak jauh mas, sekolah ini terletak di atas pegunungan, butuh pendakian untuk mencapai sekolah ini, di sekolah ini gurunya cuman satu, bahkan kalau mereka mau ujian juga harus berjalan kaki puluhan kilo meter untuk ujian, dan diatas juga gak ada SMP atau sma, hanya SD ini saja".
Membaca komentar ini saja saya sudah bisa membayangkan betapa susahnya akses pendidikan di daerah terpencil. Jauh banget dengan sekolah di Jawa. Meski ada banyak sekolah semacam ini di Jawa, saya lebih yakin ada ratusan bahkan ribuan sekolah di pedalaman luar Jawa.
Tulisan ini sekadar mengingatkan kepada kita semua, hamburan uang dana APBN utk pendidikan yang 20% itu terkonsentrasi di mana?
Oh, iya sekadar mengingatkan pula, dana yang terkumpul pada saat acara Kopdar Blogger Nusantara yaitu Koin untuk Pendidikan terkumpul sebesar Rp. 607.650 dan rencananya akan disumbangkan ke sekolah laskar pelangi edisi Maluku.
Mudah-mudahan ada tambahan dana untuk sekolah tersebut juga sekolah lain yang bernasib sama.
Foto: Darma via almastie's facebook
06 Desember 2011
Sekolah Laskar Pelangi, Sekolah Perjuangan: Edisi Maluku
Posted by Abdul Ghofur on Selasa, Desember 06, 2011 in Pendidikan | Comments : 15
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
mungkin sebagian buku yg terkumpul di
BalasHapushttp://www.anazkia.com/2011/10/blogger-hibah-sejuta-buku-fase-kedua.html
dapat dialihkan sebagian ke SD dimaksud diatas
sungguh merupakan suatu potret buram dalam dunia pendidikan ... ini pertanda bahwa tidak meratanya pembangunan di negara
BalasHapusBang Atta, kalau pun program kita gak berhenti sampai di sini dan semoga ada yang mau meneruskannya...
BalasHapusmiris membacanya, sy bantu share ya mas :)
BalasHapusterharu saya melihat kondisi sekolah kita, dan salut atas penggalangan dananya.
BalasHapussalam
Omjay
teman2 Blogger Maluku siap bantu bang, kebetulan dari tanggal 29 ada teman blogger yang lagi ikut pendakian dan bakti sosial di gunung binaiya dan sekolah disitu info lanjutnya akan saya update setelah mereka turun bang..
BalasHapustak jauh berbeda dengan Kalimantan - yang berbukit dan bentangan sungai - sebuah sekolah di Desa Karatungan atau wilayah perbatasan Pegunungan Meratus - Kabupaten Balangan sama memprihatinkan. Sepeda yang ditumpangi guru meluncur bagai anak panah menuruni gunung kemudian dipanggul untuk menyeberangi sungai dan siswa SD itu tak lebih dari 8 atau 10 orang. Ya, ada apa pendidikan nasional di Indonesia - ketimpangan sosial yang nyata!
BalasHapus[...] memprihatinkan baik dari sisi bangunan maupun murid dan guru-gurunya. Saya cuplik dari postingannya mas Gempur berdasarkan cerita dari salah satu blogger Maluku Almascatie “Agak jauh mas, sekolah ini [...]
BalasHapusNangis aku melihatnya dan membacanya...
BalasHapusJika saja ayahku masih hidup, tentu ia jauh lebih bersedih...
Insya Allah saya akan buat tulisan ini lagi :D
[...] Tulisan ini salah satu wujud dukungan atas Sekolah Laskar Pelangi, Sekolah Perjuangan: Edisi Maluku [...]
BalasHapussaya sebagai salah seorang blogger dari Madura juga mendukung, dengan menulis sebuah artikel yang terinspirasi dari blog mas gempur dan mbak rahmah.
BalasHapusMungkin bisa dibaca-baca artikel yang saya buat, mohon maaf sebelumnya karena saya bukan seorang penulis yang pandai membuat sebuah tulisan.
[...] akun facebook Mas Gempur yang bertanya ke Almascatie yaitu blogger Arumbai, Maluku. Almascatie menyebutkan dalam komentar di [...]
BalasHapusterharu membacanya.,
BalasHapus"bahkan kalau mereka mau ujian juga harus berjalan kaki puluhan kilo meter untuk ujian, dan diatas juga gak ada SMP atau sma, hanya SD ini saja"
BalasHapussangat ironis memang,
semoga sumbangan dari Blogger nusantara bisa bermanfaat bagi mereka
Perlunya pemerataan pendidikan di indonesia.
BalasHapusMungkin gerakan indonesia mengajar adalah salah satu solusinya.