SMK menjadi idola dan favorit baru masyarakat Surabaya
Peminat SMK se-demikian tinggi, terutama jurusan-jurusan yang menjanjikan penghidupan pasca pendidikan menengah. Ada yang menarik ketika membaca fenomena ini [SMK mendapat tempat di hati masyarakat]. Berdasarkan pengamatan yang tak mendalam [setelah mendengar pembicaraan antarpendaftar SMA di sub rayon tempat saya berdiam, juga dari beberapa tetangg dan juga media lokal] setidaknya ada tiga hal yang menjadikan SMK menjadi favorit baru:
- Kebijakan pemerintah yang sedemikian intens menggarap SMK [dari iklan dan peraturan-peraturan] menjadikan SMK menjadi favorit, terlebih wacana pendidikan gratis untuk siswa SMK Negeri di Surabaya sangat menggiurkan masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke bawah. Alasan ini menjadi salah satu yang menempati urutan tertinggi. Jika tidak gratis, tetap SMK Negeri lebih murah dari pada SMA.
- Masyarakat mulai berpikir lebih panjang "ke mana anak mereka setelah lulus pendidikan menengah atas?" Seperti bisa dimaklumi, bahwa lulusan SMA memang tidak siap kerja dengan skill/keahlian teknis, sementara SMK menjanjikan hal itu. Fenomena banyaknya lulusan SMA yang menganggur tak bisa lagi dianggap sepele bagi masyarakat terlebih para pemegang kebijakan. Wajib belajar 9-12 tahun tetap akan menjadi program tanpa gigi, tanpa ruh, tanpa spirit kalau setelah meereka terdidik ternyata hanya untuk menganggur tanpa kemampuan/keahlian???
- Kebijakan bahwa lulusan SMK tak bisa melanjutkan kuliah terbantahkan sekarang. Lulusan SMK bisa langsung melanjutkan ke jenjang perkuliahan jika memang memiliki kemampuan finansial lebih.
Jadi, kalau biaya pendidikan bisa gratis [paling tidak lebih murah dari SMA], terus memiliki keahlian pasca-lulus juga bisa melanjutkan ke perkuliahan bila mampu, maka pertanyaannya: "Kenapa tidak memilih SMK?"
Dampaknya, bisa dimungkinkan bahwa prediksi saya nilai minimal 33-34 untuk bisa masuk SMA Negeri Surabaya bakal terkoreksi menjadi 32-33. Angin segar bagi para pendaftar SMA? Belum tentu! Bola masih menggelinding dan terus bergulir. Mudah-mudahan anda yang diterima di sekolah favorit sesuai pilihan dapat mengelola nikmat yang diraih dengan baik dan benar. Sementara bagi anda yang tertolak, bukan berarti gagal mendapat yang terbaik.
Prasangka baik pada-Nya akan menuntun ke kehidupan yang lebih baik. Apapun sekolahnya. Amin.
Posting Komentar