Terhenti di persimpangan waktu.
Dini hari itu, entah ada yang menyergap relung hati, sepi di kamarku bermigrasi memenuhi ruang hati. Malam-malam kosong dan hampa.
Jenuh bercampur penat membuatku merasa kosong, semua datang tiba-tiba, flash of mind memberi gambaran tentang diriku yang seperti di tengah mesin pabrik pada kompleks industri besar. Menjadi bagian dari mesin yang bergerak secara teratur dengan ritme yang pasti sama dari waktu ke waktu.
Kaget, tersentak dari ranjang, kubuat kopi instan dan kusulut sebatang rokok.
Tak mampu kupejamkan mata, ah, ternyata sedemikian mekanisnya hidupku. Rutinitas yang selama ini kulakoni bagai motor penggerak mesin peradaban industri. Selangkah, kumerasa jauh dari-Nya.. Bahkan mungkin ribuan langkah sudah kusering mengabaikan-Nya.
Dibayangi mimpi kemakmuran kumengejar kenyangnya perut sambil berkoar bicara Tuhan, manusia dan kemanusiaan. Aku merasa seperti sampah. Munafik.. aku terdiam lama tanpa geming sedikitpun..
Aku mengosong..
16 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar