Desember empat tahun lalu, saya berkesempatan menghadiri undangan terbaik terkeren sepanjang hidup. Undangan menghadiri panggilan cinta-Nya untuk sowan ke persemayaman kekasih-Nya.
.
Panggilan ini terasa luar biasa, bagi siapa saja yg pertama kali menerima kehormatan ini. Nanti bila ada waktu akan diulas lebih di kesempatan lain. Saya lbh akan mengulas perjumpaan dengan beberapa teman baru yang singgah pada perjalanan kali ini.
.
Teman yg pertama ini bernama Ziyad Salim Alharabi (زياد سليم الØربي) seorang anak muda pedagang yang asli Atab Saudi. Awalnya kukira dia imigran Adab dari sekeliling Saudi, dia menolak dengan tegas. Dia buka dompetnya lalu dia tunjukkan KTP-nya dan menujuk tempat kelahiran serta logo kerajaan Saudi. Dia ingin menyatakan tak mau disebut imigran. Tak salah dia bersikeras demikian. Karena hampir seluruh pekerjaan lapangan seperti sopir, cleaning service, pelayan restoran,, tenaga keamanan, itu diisi oleh pekerja dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Dengannya saya banyak belajar kondisi Madinah yang ramah. Kami sampai bertukar informasi dan berkomunikasi hingga saya kembali ke Indonesia. Sayangnya, saya kehilangan kontak karena ganti nomor.
.
Teman berikutnya adalah teman Kashmir yang saya dipertemukan dengan mereka di sebuah lorong hotel tempat menginap selama di Madinah, dikarenakan sigaret Indonesia yg memiliki cita rasa yg khas menjadikan mereka pun bercengkrama dg saya untuk beberapa waktu lamanya. Darinya saya sedikit memahami konflik PAKISTAN, KASHMIR DAN INDIA. Saya berkomunikasi dengannya menggunakan bahasa Inggris yang terbata-bata, sementara dia lebih fasih menggunakannya. Dari sosoknya saya menduga beliau seorang tokoh politik yang disegani mengingat dari rombongannya, dia yang termuda tapi yang lain menghormatinya meski jauh lebih tua. Seorang yang bangga dengan bangsa dan agamanya. Ia lebih memilih senang berkonfrontasi dengan tentara India daripada berkompromi. Saya jadi agak keder juga. Dia juga menceritakan keindahan Kashmir pegunungan dan lembah yang baginya serasa hidup di surga. Karena surga itulah ia rela mati-matian mempertahankannya. Saya juga menduga mereka ini milisi atau pejuang Kashmir. Tapi, saya tidak berani menanyakannya. Sungguh banyak cerita heroik dari 2-3 jam bersamanya. Oh, iya, kami bertemu dua malam berturut-turut di tempat yang sama.
.
Teman askar yang asli Arab Saudi. Sepertinya ada senjang status antara asli Atab Saudi dengan yang imigran. Askar yang imigran benar-benar tidak mau berfoto bersama. Lebih senang melayani kami yang asyik ganti pose foto. Askar ini bisa dijumpai di setiap tempat di seluruh Masjidil Haram. Mereka mengatur traffic jamaah terutama saat jam-jam sibuk, yaitu jam-jam sholat.
.
Teman berikutnya adalah para pegawai kelas menengah pengelola hotel di dekat Ka'bah, Pullman Hotel. Saya tak menanyakan identitas, ngobrolnya sederhana saja, lagi-lagi soal sigaret. Kebetulan kami dipertemukan karena mereka sedang menghisap sigaret. Kebetulan banget, saya nimbrung menawarkan kepada mereka produk Indonesia. Komentarnya satu, mantab sigaret Indonesia. Mereka sangat antusias menikmati. Lalu, tibalah sesi foto bersama.
.
Semoga kelak anda juga saya bisa kembali mendapatkan undangan-Nya untuk menikmati sensasi luar biasa yang tidak pernah ada di dunia.
Amin Allahumma Amin 🤲
Posting Komentar