BREAKING NEWS

24 April 2011

Bahagianya tinggal di Indonesia

Betapa kurang bersyukurnya saya ini, tinggal di Indonesia merupakan berkah besar yang mungkin banyak orang melupakannya bahkan mungkin mengingkarinya, betapa tidak bersyukur, hak hidup dasar saya semuanya terpenuhi dengan
amat sangat layak
sekali. Apa karena saya yang sudah terlanjur meng-kota? Susah menikmati hidup yang selalu dikejar oleh
fatamorgana 'gelimang materi'?

Padahal, kalau dikatakan 'kurang' juga enggak? Buktinya,

(1) dapat makan dengan layak, minimal tidak sampai kelaparan kurang makan, kalaupun ada yang kelaparan, sebenarnya mereka tidak beruntung saja, karena tinggal dan berkumpul dengan manusia berjiwa serigala, sementara mereka sendiri adalah dombanya, iyo opo gak? jawaben dhewe, mergo awakmu dhewe sing ngerti lingkunganmu?

(2) dapat tempat berteduh cukup layak, meski numpang rumah orang tua, kadang mertua. Jika ada yang tak dapat tempat bernaung, itu ada dua kemungkinan saja, mereka sedang berkumpul dan dikelilingi para raksasa yang merasa sesak rumah istananya yang seluas senayan itu diisi oleh seekor semut kecil.

Kemungkinan kedua, pada dasarnya mereka yang
keterlaluan berperilaku di luar batas kewajaran manusia. Misalnya, habbit-nya yang buruk suka dengan kejahatan dan kekumuhan yang merugikan sekelilingnya hingga terusir dari tempatnya bernaung bahkan di tempat baru sekalipun. Atau mereka yang kehilangan akal warasnya dan berserakan di jalanan sementara aparatur pengurus orang-orang tak waras ikut-ikutan kehilangan akal warasnya dan membiarkan mereka di jalanan tanpa 'kelengkapan rohani' yang memadai.

(3) dapat
bersenggama beranak-pinak dengan
amat sangat layak. Bagi anda yang sudah berkeluarga, sulitkah anda memenuhi kebutuhan rohani anda dan melanjutkan regenerasi 'klan' keluarga Anda? Saya kira sangat tidak kesulitan, lha wong itu sudah naluri alamiah [baca: hawaniyyah] yang tak perlu belajar langsung otomatis terjalani dengan sendirinya, kok. Apalagi sudah ada bantuan visual yang sangat mudah didapatkan di dunia maya, pasti sangat membantu proses regenerasi, meski klaim kemenkominfo sudah diblokir 80-90-an persen. Itu yang sudah berkeluarga, loh, sangat mudah tanpa perjuangan mengorbankan nyawa untuk mendapatkan yang satu itu.

Hebatnya, hak kebahagiaan itu bisa didapatkan bagi mereka yang belum terikat dalam 'ikatan sah' dan percayalah, permissive-nya bangsa ini akan memaafkan perbuatan mereka seiring berjalannya waktu se-permissive bangsa ini memaafkan korupsi dan koruptor. Jadi, jangan kaget jika suatu saat nanti 'bersenggama tanpa ikatan sah'  itu bebas dilakukan di mana saja dan kapan saja lantas mereka dipuja-puja, dibela mati-matian seperti halnya para 'koruptor yang terhormat' itu dipuja-puja dan dibela mati-matian sampai titik darah penghabisan oleh para pengikut setianya.

(4) dapat 'bersuara' dengan layak seperti halnya para 'penyanyi' hebat. Apakah sampeyan kesulitan mengungkapkan pendapat dan uneg-uneg anda? Hari gini gagu....??? Apa kata duniaaaaaa...???!!! Akses informasi sudah sedemikian luasnya, media aspirasi bersuara juga banyak, sampeyan mau ngomong apa saja dipersilakan tanpa takut pistol FN menempel di kening. Cangkemku, lambeku, cocotku isok muni koyok ngene iki lak mergo wes bebas gak wedi digowo pulisi/tentara se rek!!! (baca: mulut saya bisa bersuara seperti saat ini itu kan karena sudah bebas dari ketakutan diciduk aparat!!!)

Dari keempat hak dasar itu saja kita sudah bisa mengukur betapa bahagianya orang-orang Indonesia. Lantas, apa yang membuat saya tidak bahagia? Apa yang membuat saya kurang bersyukur kepada-NYA? OMG.

Share this:

4 komentar :

 
Copyright © 2014 Gempur Abdul Ghofur. Designed by OddThemes