Ini hanya sebentuk empati untuk mereka. Tulisan ini sudah sepuluh tahun lalu terendap di tumpukan file. Sama kasusnya dengan tulisan saya sebelumnya. Sangat mungkin tak mewakili apa yang sahabat saya rasakan. Jadi, selain untuk mereka, jelas tulisan di bawah ini adalah sosok saya yang sedang
Dentingan Hasrat Jiwa*
Menerjemahkan Luka
Lewat pahatan kata
Memaknai setiap sayatannya
Selebur desahan do'a
Cinta punya selaksa makna
Berhak mewujudkannya
Tak bijak memaksakannya
ialah getaran halus
Penuh gairah menggelora
Menyimpan kekuatan dahsyat
Mengilusikan surga khalayan
Mengisyaratkan neraka kesunyian
Datang jelang-menjelang
Mengiringi tarian
Hampa*
Suara tak berada
Dalam kebisuan makna
Karena menyusut kacaunya logika
Semak belukar memenuhi jalan utama
Terseok di kedalaman kebimbangan
Licin menerjal di ketinggian surga
Curam mengecil absurd menjadi titik
Memenuhi kekosongan
Menjelma ketakutan yang menyayat
Melengking menusuk titik pusat ruh
Menggelora, mengangkasa, mengudara
Menjelma pemberontakan
Menebar luka ke segala arah
Lengkingan nurani mengguncang langit
Menjatuhkan bintang-bintang
Menuai badai
Memaknai luka dalam amarah.
* Judul dengan sangat bangga diberikan oleh editor saya Shefti a.k.a Shei
Posting Komentar